Senin, 01 Desember 2014

FAKTOR MASALAH SOSIAL



Masalah sosial adalah suatu kondisi yang tidak diharapkan dalam suatu kelompok masyarakat dan terjadi secara terus menerus sehingga membutuhkan penyelesaian terhadap kondisi tersebut. Masalah social bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1.       Faktor ekonomi
2.       Faktor biologis
3.       Faktor psikologis
4.       Faktor budaya

 

Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang berperan penting terhadap penyebab timbulnya masalah sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, krisis moneter dan sebagainya. Pada saat suatu masyarakat mengalami permasalahan ekonomi sangat rentan bagi mereka untuk melakukan tindakan kriminalitas dan kekurangan ekonomi tersebut dijadikan pembenaran atas tindakan yang mereka lakukan. Dilain hal, faktor ekonomi bisa dijadikan acuan maju atau tidaknya sebuah negara karena menurut penulis faktor ekonomi bisa memicu terjadinya masalah sosial pada aspek biologis, psikologis, budaya. Contohnya seorang kepala keluarga yang mengalami masalah ekonomi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan mengalami tekanan dari keluarganya sangat mungkin untuk melakukan tindakan kriminal seperti mencuri atau bahkan bunuh diri. Memberikan pengetahuan kewirausahaan kepada masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya sekitar karena semakin banyak pengusaha di suatu negara semakin banyak pula masyarakat yang terserap untuk mendapatkan pekerjaan. Penggunaan APBN dan APBD secara efektif dan efisien juga perlu diterapkan pemerintah demi menjaga stabilitas ekonomi negara.

 

Faktor Biologis

Faktor biologis bisa berperan sebagai penyebab masalah sosial seperti kekurangan gizi, HIV/AIDS, dan penyakit menular lain seperti ebola yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat karena berkembang pesat diwiliyah afrika dan memakan ribuan korban jiwa. Hal tersebut terjadi karena kurangnya fasilitas kesehatan yang layak atau bisa juga disebabkan oleh kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat yang kurang mencukupi, sehingga sebagian besar dari biologis mereka sangat mudah terjangkit penyakit. Solusi penanggulangan yang mungkin dilakukan adalah dengan meningkatkan fasilitas kesehatan dan memberikan kemudahan pada penderita dan solusi pencegahannya adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat baik melalui forum, seminar ataupun acara lainnnya mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan pola hidup yang sehat.

 

Faktor Psikologis

Faktor psikologis bisa menjadi masalah jika psikologis pada suatu masyarakat sangat lemah. Contohnya saja masyarakat yang mudah terprovokasi untuk melakukan unjuk rasa atau demo atas perubahan kebijakan pemerintah oleh pihak oposisi pemerintah. Tawuran antar pelajar juga bisa menjadi salah satu contoh masalah sosial yang disebabkan oleh faktro psikologis. Dari contoh ini bisa dilihat, bahwa faktor sosial bisa menyebabkan konflik/kerusuhan antar masyarakat. Dalam hal ini, edukasi emosional diperlukan sejak dini dalam lingkungan pendidikan formal atau dari aparatur pemerintah kepada masyarakat sekitar.

 

Faktor Budaya

Selain beberapa faktor diatas, faktor budaya juga berperan dalam menyebabkan terjadinya masalah sosial contohnya seperti yang terjadi di Indonesia. Indonesia yang kental dengan budaya ketimuran saat ini sedang dan terus menerus dibombardir dengan budaya asing seperti makin banyaknya bisnis prostitusi, sifat konsumtif lebih besar dari pada produktif dan sebagainya. Faktor budaya ini sangat perlu diperhatikan karena budaya pada suatu negara mencerminkan kebiasaan dari pada masyarakatnya. Pendidikan agama yang lebih intensif dapat mencegah atau menyadarkan masyarakat untuk lebih selektif (sesuai dengan ajaran agama) terhadap budaya yang ada disekitar mereka.

Rabu, 26 November 2014

PUISI KESENJANGAN SOSIAL

Putus Sekolah

Cita-cita hanyalah cita-cita
Perjuangan menggapai asa
Kini sudah tak tersisa
Hancur semua..

Kenapa ?
Kenapa harus aku yang disini ?
Tiada lagi ilmu ku gali
Masa depan tak ku miliki
Aku tak tahu harus kemana lagi

Wahai teman seperjuangan
Teruslah melangkah kedepan
Disaat kau capai tujuan
Bantulah mereka yang membutuhkan

Karya : Ilham Syuhada

Kamis, 20 November 2014

KESENJANGAN SOSIAL



Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Mengapa demikian, karena di dalam suatu masyarakat tersebut timbul adanya sikap individualisme yang tinggi, sehingga pihak yang memiliki kelebihan ini tidak memperdulikan keadaan yang dialami oleh pihak yang mengalami kekurangan. Karena hanya memikirkan dirinya sendiri dan kurang memperdulikan keadaan orang lain di lingkungan sekitarnya.





Pada tanggal 15 November 2014 saya berkesempatan menemui salah seorang warga didaerah Pondok Cina yang bernama Pak Baharudin. Bapak Baharudin yang biasa disapa Pak Udin berprofesi sebagai penjaga pintu kereta selama kurang lebih 8 tahun di daerah tersebut bersama dengan seorang rekannya. Beliau tinggal di sebuah kontrakan dekat dengan pintu kereta tersebut bersama dengan ketiga orang anaknya, dengan pendapatan yang tidak menentu setiap harinya. Meskipun demikian beliau tetap bersyukur atas pekerjaannya saat ini.

Sebelum menjadi penjaga pintu kereta, Pak Udin pernah menjadi buruh pabrik di industri makanan kecil, daerah Jakarta dan kemudian di PHK pada tahun 1998. Setelah itu beliau sempat berprofesi sebagai pedagang asongan sebelum akhirnya menjadi penjaga pintu kereta.
Di usianya yang sudah mencapai 68 tahun, beliau masih bersusah payah untuk mencari rezeki bagi keluarganya, hal tersebut sangat kontras dengan para orang tua lainnya yang pada usia lanjut sudah beristirahat bersama anak cucunya.

Kesejahteraan masyarakat usia lanjut harus kita perhatikan bersama baik dari masyarakat maupun pemerintah. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk masalah ini adalah solusi jangka pendek seperti memberikan bantuan dana kepada mereka setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan solusi jangka panjang seperti memberikian edukasi wirausaha kepada masyarakat usia produktif agar di usia lanjut mereka masih mempunyai sumber pendapatan.

Minggu, 16 November 2014

ILMU SOSIAL DASAR



Pengertian

Untuk menjawab berbagai tantangan dan persoalan dalam kehidupan lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan.Berdasarkan sumber filsafat yang dianggap sebagai ibu dari ilmu pengetahuan, maka ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga:
a.       Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah), meliputi Fisika, Kimia, Astronomi, Biologi dan lain-lain.
b.      Sosial Sciences (Ilmu-ilmu Sosial), terdiri dari Sosiologi, Ekonomi, Politik Antropologi, Sejarah, Psikologi, Geografi dan lain-lain.
c.       Humanities (Ilmu-ilmu Budaya) meliputi Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dan lain-lain.
Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut di atas, maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan.
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkain oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psykologi sosial.
Ilmu Sosial Dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki obyek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang tidak mungkin dipadukan.
Ilmu Sosial Dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena Ilmu Sosial Dasar tidak mempunyai obyek dan metode ilmiah tersendiri dan juga is tidak mengembangkan suatu penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau Program Pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan/pengajaran yang di Indonesia diberikan di Perguruan Tinggi. Tegasnya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnya

Tujuan

Sebagai salah satu dari Mata Kuliah Dasar Umum, Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar :
a.      Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
b.      Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usahamenanggulanginya.
c.       Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya) secara kritis-interdisipliner.
d.      Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

Persamaan

Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kedua-duanya mempunyai persamaan dan perbedaan. Adapun persamaan antara keduanya adalah:
a.      Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
b.      Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
c.       Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.

Perbedaan

Adapun perbedaan antara keduanya adalah:
a.       Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
b.      Ilmu Sosial Dasar merupakan satu matakuliah tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan).
c.       Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual.

MASALAH KEPENDUDUKAN



MASALAH KEPENDUDUKAN
Sumber                   : http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/kementerian-kependudukan/
Edisi                       : 16 September 2014

Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Di Indonesia sendiri masih banyak persoalan kependudukan yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah salah satunya adalah laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, yang memperlihatkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) Indonesia tetap tinggi untuk masa mendatang.
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan kualitas SDM yang memadai. Karena selama program dan mahalnya uang pendidikan belum bisa diatasi pemerintah, masyarakat Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain. Meskipun demikian, masih banyak para orang tua di daerah yang belum memprioritaskan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak mereka.
Program KB (Keluarga Berencana) yang digadang-gadang dapat menekan laju pertumbuhan penduduk sampai saat ini belum dapat berfungsi secara efektif. Realitasnya, menurut SDKI 2012 persepsi anak ideal justru meningkat, dari 2,6 pada SDKI 2007 menjadi 2,8 pada SDKI 2012.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang cukup hanya akan menimbulkan masalah kriminalitas. Di sisi pendidikan, kebijakan-kebijakan pemerintah seperti subsidi untuk pendidikan akan meningkat tajam. Masalah semakin bertambah ketika lahan untuk pemukiman tidak cukup lagi untuk menampung banyaknya penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, penduduk pun mengubah lahan pertanian atau hutan menjadi areal pemukiman baru. Masalah tidak sampai di situ saja. Membuka lahan pertanian atau hutan menjadi lahan pertanian justrus menimbulkan masalah lingkungan. Lahan pertanian atau hutan yang di sulap menjadi areal pemukiman mengakibatkan hilangnya daerah resapan air.
Seperti kita ketahui, saat ini program KB tidak terpusat karena diserahkan kepada masing-masing daerah. Ada kemungkinan hal ini menjadi pemicu program KB tidak berjalan maksimal terlebih banyak PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berenca) yang saat ini dipindah tugaskan. Oleh karena itu ada baiknya jika pemerintahan Jokowi-JK membentuk Kementrian Kependudukan agar para walikota maupun bupati tidak mengukur keberhasilan pembangunan dari pencapaian fisik.