Perkembangan teknologi telah mengakibatkan perubahan
pengolahan data yang dilakukan perusahaan dari sistem manual menjadi
secara mekanis, elektromekanis, dan selanjutnya ke sistem elektronik
atau komputerisasi. Peralihan ke sistem yang terkomputerisasi
memungkinkan data yang kompleks dapat diproses dengan cepat dan teliti,
guna menghasilkan suatu informasi. Dalam mendukung aktivitas sebuah
organisasi, informasi menjadi bagian yang sangat penting baik untuk
perkembangan organisasi maupun membaca persaingan pasar. Dalam hal
proses data menjadi suatu informasi merupakan sebuah kegiatan dalam
organisasi yang bersifat repetitif sehingga harus dilaksanakan secara
sistematis dan otomatis.
Dengan demikian, sangat diperlukan adanya pengelolaan
yang baik dalam sistem yang mendukung proses pengolahan data tersebut.
Dalam sebuah organisasi tata kelola sistem dilakukan dengan melakukan
audit. Menurut Juliandarini (2013) Audit sistem informasi (Information
Systems (IS) audit atau Information technology (IT) audit) adalah bentuk
pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur sistem informasi secara
menyeluruh.Menurut Romney (2004) audit sistem informasi merupakan
tinjauan pengendalian umum dan aplikasi untuk menilai pemenuhan
kebijakan dan prosedur pengendalian internal serta keefektivitasannya
untuk menjaga asset.
Sehingga menurut uraian teori diatas, maka penulis
dapat simpulkan bahwa audit sistem informasi adalah suatu proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti audit untuk menentukan apakah
sistem komputer perusahaan telah menggunakan asset sistem informasi secara tepat dan mampu mendukung pengamanan asset tersebut memelihara kebenaran dan integritas data dalam mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
Menurut Weber (1999) terdapat beberapa alasan
mendasar mengapa organisasi perlu melakukan audit sebagai evaluasi dan
pengendalian terhadap sistem yang digunakan oleh organisasi :
1. Pencegahan terhadap biaya organisasi untuk data yang hilang
Kehilangan data dapat terjadi karena ketidakmampuan
pengendalian terhadap pemakaian komputer. Kelalaian dengan tidak
menyediakan backup yang memadai terhadap file data, sehingga kehilangan file dapat terjadi karena program komputer yang rusak, adanya sabotase, atau kerusakan normal yang membuat file tersebut tidak dapat diperbaiki sehingga akhirnya membuat kelanjutan operasional organisasi menjadi terganggu.
2. Pengambilan keputusan yang tidak sesuai
Membuat keputusan yang berkualitas tergantung pada
kualitas data yang akurat dan kualitas dari proses pengambilan keputusan
itu sendiri. Pentingnya data yang akurat bergantung kepada jenis
keputusan yang akan dibuat oleh orang – orang yang berkepentingan di
suatu organisasi.
3. Penyalahgunaan komputer
Penyalahgunaan komputer memberikan pengaruh kuat
terhadap pengembangan EDP audit maka untuk dapat memahami EDP audit
diperlukan pemahaman yang baik terhadap beberapa kasus penyalahgunaan
komputer yang pernah terjadi.
4. Nilai dari perangkat keras komputer, perangkat lunak dan personel
Disamping data, hardware dan software serta personel komputer juga merupakan sumber daya yang kritikal bagi suatu organisasi, walaupun investasi hardware perusahaan sudah dilindungi oleh asuransi, tetapi kehilangan hardware baik terjadi karena kesengajaan maupun ketidaksengajaan dapat mengakibatkan gangguan. Jika software rusak akan mengganggu jalannya operasional dan bila software
dicuri maka informasi yang rahasia dapat dijual kepada kompetitor.
Personel adalah sumber daya yang paling berharga, mereka harus dididik
dengan baik agar menjadi tenaga handal dibidang komputer yang
profesional.
5. Biaya yang tinggi untuk kerusakan komputer
Saat ini pemakaian komputer sudah sangat meluas dan
dilakukan juga terhadap fungsi kritis pada kehidupan kita. Kesalahan
yang terjadi pada komputer memberikan implikasi yang luar biasa, sebagai
contoh data error mengakibatkan jatuhnya pesawat di Antartika
yang menyebabkan 257 orang meninggal atau seseorang divonis masuk
penjara karena kesalahan data di komputer.
6. Kerahasiaan
Banyak data tentang diri pribadi yang saat ini dapat
diperoleh dengan cepat, dengan adanya komputerisasi kependudukan maka
data mengenai seseorang dapat segera diketahui termasuk hal – hal
pribadi.
7. Pengontrolan penggunaan komputer
Teknologi adalah hal yang alami, tidak ada teknologi
yang baik atau buruk. Pengguna teknologi tersebut yang dapat menentukan
apakah teknologi itu akan menjadi baik atau malah menimbulkan gangguan.
Banyak keputusan yang harus diambil untuk mengetahui apakah komputer
digunakan untuk suatu hal yang baik atau buruk.
Menurut Weber (1999) terdapat empat tujuan utama mengapa perlu dilakukannya audit sistem informasi yaitu:
(1) Mengamankan asset
Asset (aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras, perangkat lunak, fasilitas, manusia, file data,
dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya. Sama halnya dngan
aktiva – aktiva lainnya, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan
memasang pengendalian internal. Perangkat keras bisa rusak karena unsur
kejahatan ataupun sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data
dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat dihancurkan atau digunakan
untuk tujuan yang tidak diotorisasi. Karena konsentrasi aktiva tersebut
berada pada lokasi pusat sistem informasi, maka pengamanannya pun
menjadi perhatian dan tujuan yang sangat penting.
(2) Menjaga integritas data
Integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan (completeness), sehat dan jujur (soundness), kemurnian (purity), ketelitian (veracity).
Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan
potret dirinya dengan benar akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah
penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data
yang benar.
(3) Menjaga efektivitas sistem
Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem
tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem,
auditor sistem informasi harus tahu mengenai kebutuhan pengguna sistem
atau pihak-pihak pembuat keputusan yang terkait dengan layanan sistem
tersebut. Selanjutnya, untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan /
informasi yang bermanfaat bagi penggunanya, auditor perlu mengetahui
karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya.
(4) Mencapai efisiensi sumber daya
Suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi
dikatakan efisien jika ia menggunakan sumber daya seminimal mungkin
untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Efisiensi sistem pengolahan data menjadi penting apabila tidak ada lagi kapasitas sistem yang menganggur.
Dari alasan dan tujuan tersebut sangat jelas bahwa
penting bagi sebuah organisasi untuk melakukan audit sistem informasi
guna melihat kembali apakah sistem yang berjalansudah tepat dan
terpenting sistem mampu untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Terlihat mudah namun percaya atau tidak penulis
menemukan masih banyak organisasi yang belum dengan secara konsisten
melakukan audit serta evaluasi terhadap sistem yang digunakan meskipun
secara sadar bahwa investasi yang ditanamkan tidak dalam jumlah yang
kecil, namun ironisnya yang justru terjadi adalah audit dan evaluasi
baru mulai secara rutin dilakukan setelah organisasi merasakan resiko
dan baru mulai mencari tahu penyebabnya.
Sedari dini, mulailah untuk dengan seksama
melakukan penilaian terhadap sistem yang digunakan agar tujuan awal
investasi tidak menjadi sia – sia.
Referensi :
https://sis.binus.ac.id/2015/06/24/pentingnya-audit-sistem-informasi-bagi-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar