Minggu, 16 November 2014

TOKOH MASYARAKAT



Ki Hadjar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1989 dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959. KHD yang merupakan salah  seorang keturunan dari keluarga Keraton Yogyakarta  adalah seorang aktivis kemerdekaan, politisi dan pelopor pendidikan bagi rakyat pribumi pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. KHD yang sangat dikenal sebagai Bapak pendidikan nasional ini, mendapat gelar pahlawan nasional pada tahun 1959, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959.
KHD merintis karir dengan bekerja sebagai wartawan pada beberapa surat kabar, selain itu beliau juga terkenal dengan tulisannyayang komunikatif dan tajam mengenai semangat anti kolonial. Selain menjadi wartawan, beliau juga aktif dalam organisasi pemuda Budi Utomo. Saat itu beliau bertugas untuk menyosialisasikan dan mengunggah  kesadaran masyarakat untuk peduli terhadapap persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini ditunjukan beliau dengan membangun Taman Siswa, yang merupakan lembaga pendidikan untuk mewadahi para pribumi untuk mendapat pendidikan yang layak serta memadai seperti orang-orang Belanda lainnya kala itu.
Atas jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia, hari kelahiran KHD dijadikan sebagai hari pendidikan nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Begitu besar pengabdian beliau sehingga pada usia 40 tahun, beliau mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara yang bertujuan agar beliau dapat lebih dekat dengan masyarakat pribumi. Beliau pun diangkat menjadi Menteri Pendidikan pertama oleh Presiden Soekarno dan mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Gadjah Mada. Hingga saat ini semboya beliau yang berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan") masih sangat dikenal dalam pendidikan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar